Sunday, January 12, 2020

KINGDOM FUNGI

Berikut ini disajikan bahan belajar dalam bentuk materi power point (Ppt.) dari kingdom fungi yang dalam kehidupan kita sering disebut sebagai jamur atau cendawan. Selamat mempelajari materi, semoga bermanfaat.


Untuk melihat dan mendownload materi
 silahkan klik di sini 

Friday, September 6, 2019

KUISIONER MINAT BACA

Di bawah ini merupakan tautan link kuisioner minat baca yang ditujukan untuk pembuatan karya tulis untuk melihat minat baca tenaga pendidik. 
silahkan klik link berikut jika Anda ingin berkontribusi dalam karya tulis tersebut.
silahkan KLIK DI SINI

Tuesday, September 3, 2019

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Pada judul ini kita akan mempelajari beberapa point materi sebagai berikut: 

1.Apa prinsip dasar sistem klasifikasi Makhluk Hidup? 

2.Apa saja tingkat Takson dalam sistem Klasifikasi?

3.Bagaimana aturan Binomial nomenclature dan berikan contohnya? 

4.Bagaimana perjalanan ditemukannya Sistem Klasifikasi 5 Kingdom? 

5.Apa itu kunci determinasi dan Kladogram?

Tuesday, August 27, 2019

ULANGAN HARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (BAB 2)


Di bawah ini adalah link evaluasi terkait materi Keanekargaman Hayati (BAB 2)
untuk melanjutkan silahkan klik di sini

Saturday, August 24, 2019

Kisi-kisi Kuis Harian Keanekaragaman Hayati

Silahkan diskusi dan jawab pertanyaan di bawah ini melalui kolom komentar!

1. Di suatu daerah perkebunan ditemukan kacang hijau, bayam, tomat, pohon aren, pohon kelapa, pohon pisang, lalat buah, semut dan cacing tanah. Mencerminkan ditingkat apakah keanekaragaman hayati di kebun tersebut? 
a. Gen
b. Spesies
c. Ekosistem
d. Bioma
e. Biosfer

2. (UN 2011) pengelompokan organisme dapat dilakukan dari keanekaragaman di tingkat gen dan keanekaragaman di tingkat spesies. Tanaman berikut yang menunjukkan keanekaragaman di tingkat gen adalah...
a. Melon, mentimun, semangka
b. Sirsak, srikaya, mangga
c. Jahe, temu ireng, temu lawak
d. Bunga mawar, bunga melati, bunga kenanga
e. Kelapa gading, kelapa hibrid, kelapa hijau

Wednesday, August 21, 2019

KEANEKARAGAMAN HAYATI PART 3

Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Manfaat bidang pangan
Sebagian besar penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebagai sumber makanan pokoknya. Beberapa daerah lainnya memanfaatkan jagung, sagu sebagai sumber karbohidratnya. Sumber daya hayati yang juga dapat dimanfaatkan sebagai pangan yakni buah-buahan, rempah, sayuran.
Sumber protein murah di Indonesia berasal dari bidang perikanan, yang didapat dari penangkapan ikan di laut zona ekonomi eksklusif (200 mil). Budidaya lele, udang bandeng.

Manfaat bidang sandang Papan
Keanekaragaman hayati juga dimanfaatkan sebagai bahan sandang yakni berupa tanaman kapas, ulat sutera, kulit domba/kambing, kulit kayu, bulu-bulu burung, sika (Legenaria siceraria) untuk membuat koteka,  dan juga kerang dan tulang-tulang hewan sebagai asesoris.
Sebagai bahan papan, memanfaatkan papan dari tumbuh-tumbuhan berkayu seperti kayu jati, pohon kelapa, meranti, daun lontar dan alang-alang untuk bangunan, atap dan peralatan rumah.

Manfaat bidang Pengobatan dan Kosmetik
Indonesia memiliki 940 spesies tanaman obat, tetapi hanya 120 spesies yang termasuk dalam daftar obat-obatan. Masyarakat pulau Lombok mengenal 19 spesies tumbuhan sebagai obat kontrasepsi. Masyarakat jawa mengenal paling sedikit 77 spesies tanaman obat yang dapat diramu untuk pengobatan segala penyakit. Masyarakat Rejang Lebong, Bengkulu mengenal 71 spesies tanaman obat. Untuk obat malaria mereka juga menggunakan sepuluh spesies tumbuhan yang dua diantaranya yakni Peronema canescens dan Brucea javanica yang merupakan tanaman langka. Di Jawa Timur dan Madura,  dikenal 57 macam jamu tradisional untuk ternak yang menggunakan 44 spesies tumbuhan (menggunakan Curcuma).
Potensi keanekaragaman hayati sebagai kosmetik tradisional telah lama di kenal, penggunaan bunga cendana, kenanga, melati, mawar dan kemuning sering digunakan masyarakat jawa untuk wewangian. Kemuning yang mengandung zat penyamak digunakan sebagai bahan dasar lulur (Yogyakarta). Tanaman pacar air digunakan sebagai cat kuku, ramuan magkokan, pandan, melati dan minyak kelapa untuk pelemas rambut.

Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Budaya
Indonesia memiliki sekitar 350 suku dengan keanekaragaman agama, kepercayaan dan adat istiadat. Dalam acara keagamaan atau adat banyak digunakan keanekaragaman hayati. Misalnya, Sapi dan kambing digunakan umat Islam setiap hari raya Qurban, pohon cemara digunakan umat kristen ketika natal, bambu kuning dan beringin dipercaya sebagai pengusir roh jahat oleh suku jawa, upacara ngaben di Bali menggunakan 39 spesies tumbuhan yang tergolong sebagai penghasil minyak atsiri dan bau harum seperti kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih dan cendana.

Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem di Indonesia dan dunia mengalami pengurangan hingga ke tingkat kepunahan. Kepunahan spesies diperkirakan rata-rata mencapai ratusan ribu spesies setiap tahun. Berkurangnya keanekaragaman hayatimenunjukkan ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan kapasitas alam. Penyebabnya yakni;

Fragmentasi dan Hilangnya habitat
Pada ekosistem air tawar pembuatan bendungan merusak sebagian besar habitat sungai. pada ekosistem laut, pembangunan daerah pinggir pantai telah menghilangkan komunitas terumbu karang. Hutan tropis, penyebab utama kehilangan hutan karena pembukaan ladang maupun penebangan hutan untuk pembuatan tisu, kertas, pensil maupun bahan bangunan.

Introduksi Spesies
Introduksi spesies adalah suatu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah memiliki spesies lokal. Contohnya: penggunaan padi unggul yang telah menyebabkan punahnya padi tradisional.

Eksploitasi Berlebih pada Spesies Hewan dan Tumbuhan
Sejumlah sumber daya hutan, perikanan dan kehidupan liar dieksploitasi habis-habisan bahkan sampai ke titik kepunahan karena kebutuhan pangan dan ketamakan manusia. Contoh: badak jawa, badak sumatera yang terus diburu hingga ke titik kepunahan.

Pencemaran Tanah, Air dan Udara
Contohnya: mikroorganisme telah banyak mati akibat pencemaran dari limbah logam berat perindustrian dan pertanian.

Perubahan Iklim Global
Evek samping pencemaran udara adalah efek rumah kaca, yang pada akhirnya  es di kutub mencair sehingga permukaan air laut terus naik sehingga fauna di dalamnya akan tenggelam

Konservasi (Upaya Pelestarian)  Keanekaragaman Hayati

Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkup hidup. Azas yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah azas tanggung jawab, berkelanjutan dan bermanfaat.

Pembentukan kawasan konservasi yang terdiri dari 180 cagar alam, 72 suaka margasatwa, 70 taman wisata, 13 taman buru, 17 taman nasional, 3 taman hutan raya, serta 13 taman laut.

Pelestarian keanekaragaman secara in situ dan ex situ. In situ adalah upaya pelestarian langsung di alam. Contohnya : cagar alam Kerinci Seblat dan Gunung Leuser di Sumatera, cagar alam Pulau Komodo di Nusatenggara Timur. Ex situ adalah upaya upaya pelestarian dengan cara penangkaran yang dilakukan bukan di habitat asli suatu makhluk hidup. Contoh: penagkaran hewan langka/ memiliki nilai ekonomis tinggi seperti badak, jalak bali, rusa timur. Tempat pencagarannya misalnya: kebun raya, kebun binatang dan taman safari. Pelestarian plasma nutfah juga dilakukan secara in situ dan ex situ. Pemuliaan tersebut  saat ini ditujukan pada tanaman budidaya seperti padi, anggrek.


Untuk melihat contoh soal tentang materi ini silahkan klik di sini

Tuesday, August 20, 2019

KEANEKARAGAMAN HAYATI PART 2


Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Taksiran jumlah spesies kelompok utama makhluk hidup yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: hewan menyusui 300 spesies, burung 7.500 spesies, reptil 2000 spesies, tumbuhan berbiji 25.000 spesies, tumbuhan paku-pakuan 1.250 spesies, lumut 7.500 spesies, ganggang 7.800 spesies, jamur 72.000 spesies, bakteri dan ganggang hijau biru 300 spesies. Beberapa pulau di Indonesia memiliki spesies ENDEMIK. Endemik adalah spesies lokal, unik  dan hanya ditemukan di pulau tertentu. Di Indonesia spesies endemik tersebut ditemukan di Pulau Sulawesi, Papua dan Kepulauan Mentawai (65%  fauna merupakan primata endemik).

FAUNA DI INDONESIA
Penyebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan letak Indonesia, sebelah barat  yaitu di kawasan oriental (benua Asia) dan sebelah timur yaitu kawasan Australia (benua Australia). Namun, karena Indonesia terdiri dari deretan pulau yang berdekatan, migrasi Fauna antar-pulau memberi peluang tercampurnya unsur dari dua kelompok kawasan tersebut. Pencampuran ini mengaburkan batas antara kawasan oriental dan kawasan Australis.

Konsep penting dalam penyebaran fauna di Indonesia karena adanya 2 garis yakni:
1.      Garis Wallace
Garis Wallace adalah garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian barat dengan bagian tengah. Penemunya adalah ahli zoologi berkebangsaan Inggri lfred Rusell Wallace, Beliau mengunjungi Pulau Bali dan Lombok. Beliau menyimpulkan bahwa burung-burung yang dijumpai di Lombok tidak dapat dijumpai di Bali atau pulau-pulau di daerah Barat padahal selat yang memisahkan Bali dan Lombok hanya 24 km (2 jam perjalanan). Oleh sebab itu, Wallace membuat garis pemisah abstrak yang memanjang mulai dari selat Lombok ke Utara hingga melewati Sulawesi.
2.      Garis Weber
Garis weber merupakan garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian timur dan tengah. Penemunya adalah Weber seorang ahli zoologi berkebangsaan Jerman. Beliau melakukan pengamatan kekhasan hewan-hewan di bagian barat dan timur. Kemudian membuat garis abstrak yang berada di timur Sulawesi memanjang ke utara hingga ke kepulauan Aru.




Berdasarkan garis pemisah Fauna Wallace dan Weber, Indonesia dibagi atas tiga wilayah fauna yakni a)Fauna tipe Asiatis, b)Fauna tipe Peralihan dan c)Fauna tipe Australis

a)Fauna tipe Asiatis --> wilayah bagian barat
Mencakup fauna di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Karakteristik faunanya adalah banyak terdapat jenis hewan menyusui yang berukuran besar serta berbagai macam kera dan ikan air tawar. Jarang ditemukan burung bewarna. Contoh fauna yang ditemukan adalah proboscis, orang-utan, badak bercula satu, beruang matahari, babi hutan, bebek pohon, burung heron, gajah dan burung merak.
Gajah

Orang utan


b)Fauna tipe Peralihan (Australia-Asiatik) Wilayah bagian Tengah
Mencakup Fauna yang berada di Sulawwsi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Karakteristiknya adalah hewan di daerah ini mirip dengan tipe Asia dan tipe Australia. Contohnya: babirusa, beruang, kaskus, anoa, kuda, kaskus kerdil dan komodo.

Babirusa

Anoa


c)Fauna tipe Australis wilayah Timur
Mencakup fauna yang ada di wilayah Papua dan kepulauan Aru. Karakteristiknya banyak terdapat jenis hewan menyusui yang berukuran kecil dan jenis hewan berkantung, tidak ada jenis kera, sedikit jenis ikan air tawar dan banyak jenis burung berwarna. Contohnya: kangguru pohon, kaskus bertutul, walabi, landak pemakan semut, burung cendrawasih, burung kasuari, burung pelikan Australia, burung betet, burung Merpati bermahkota dan burung kakatua.

Kakatua


FLORA DI INDONESIA
Penyebaran flora Indonesia menurut Dr. Sampurno Kadarsan ahli botani Indonesia, termasuk dalam kawasan Malesiana. Secara umum, Indonesia memiliki dua dari lima bioma yakni bioma hutan hujan tropis dan bioma savana di dalamnya terdapat 10% dari jenis tumbuhan yang  ada di dunia.

Contohnya:
-->Daerah hutan hujan tropis --> Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi dan sedikit Jawa Barat (bagian selatan. Cirinya hutan lebat, heterogen dan lembap. Merupakan hutan di daerah tropis yang menerima hujan sepanjang tahun. Jenis hutan ini selalu basah atau lembap karena selalu mendapat sinar matahari dan curah hujan yang tinggi. Luasnya hanya sekitar 6% namun mampu memproduksi 40% oksigen di bumi. Hutan ini juga memiliki lebih dari setengah spesies hewan dan tumbuhan di bumi. Hutan hujan tropis di kalimantan memiliki biodiversitas yang sangat banyak dan yang paling kaya di dunia, yakni memiliki 3.000 spesies pohon dan 2.000 spesies anggrek.

Hutan hujan tropis

  • -->Daerah hutan musim hanya dihuni oleh satu jenis tumbuhan (homogen) dan daun gugur (meranggas) di musim kemarau di Jawa Barat hingga Jawa Timur.


Hutan Cemara

-->Daerah Sabana banyak ditemukannya rumput yang diselingi semak-semak atau rumpun pohon rendah. Terdapat di Madura dan dataran tinggi Gayo (Nanggro Aceh Darussalam)

Sabana

-->Daerah Padang Rumput (Steva)
--> banyak ditemukan di pulau Sumba, Sumbawa, Flores dan Timor. Memiliki padang rumput yang luas, musim kemarau yang panjang.


Padang Rumput


Berikut ini tabel karakteristik flora di Indonesia.





















Untuk materi selanjutnya, silahkan klik di sini

KINGDOM FUNGI

Berikut ini disajikan bahan belajar dalam bentuk materi power point (Ppt.) dari kingdom fungi yang dalam kehidupan kita sering disebut sebag...