Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Manfaat bidang pangan
Sebagian
besar penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebagai sumber makanan pokoknya.
Beberapa daerah lainnya memanfaatkan jagung, sagu sebagai sumber
karbohidratnya. Sumber daya hayati yang juga dapat dimanfaatkan sebagai pangan
yakni buah-buahan, rempah, sayuran.
Sumber
protein murah di Indonesia berasal dari bidang perikanan, yang didapat dari
penangkapan ikan di laut zona ekonomi eksklusif (200 mil). Budidaya lele, udang
bandeng.
Manfaat bidang sandang Papan
Keanekaragaman
hayati juga dimanfaatkan sebagai bahan sandang yakni berupa tanaman kapas, ulat
sutera, kulit domba/kambing, kulit kayu, bulu-bulu burung, sika (Legenaria
siceraria) untuk membuat koteka, dan
juga kerang dan tulang-tulang hewan sebagai asesoris.
Sebagai
bahan papan, memanfaatkan papan dari tumbuh-tumbuhan berkayu seperti kayu jati,
pohon kelapa, meranti, daun lontar dan alang-alang untuk bangunan, atap dan
peralatan rumah.
Manfaat bidang Pengobatan dan
Kosmetik
Indonesia
memiliki 940 spesies tanaman obat, tetapi hanya 120 spesies yang termasuk dalam
daftar obat-obatan. Masyarakat pulau Lombok mengenal 19 spesies tumbuhan
sebagai obat kontrasepsi. Masyarakat jawa mengenal paling sedikit 77 spesies
tanaman obat yang dapat diramu untuk pengobatan segala penyakit. Masyarakat
Rejang Lebong, Bengkulu mengenal 71 spesies tanaman obat. Untuk obat malaria
mereka juga menggunakan sepuluh spesies tumbuhan yang dua diantaranya yakni Peronema canescens dan Brucea javanica yang merupakan tanaman
langka. Di Jawa Timur dan Madura,
dikenal 57 macam jamu tradisional untuk ternak yang menggunakan 44
spesies tumbuhan (menggunakan Curcuma).
Potensi
keanekaragaman hayati sebagai kosmetik tradisional telah lama di kenal,
penggunaan bunga cendana, kenanga, melati, mawar dan kemuning sering digunakan
masyarakat jawa untuk wewangian. Kemuning yang mengandung zat penyamak
digunakan sebagai bahan dasar lulur (Yogyakarta). Tanaman pacar air digunakan
sebagai cat kuku, ramuan magkokan, pandan, melati dan minyak kelapa untuk
pelemas rambut.
Keanekaragaman Hayati sebagai
Sumber Budaya
Indonesia
memiliki sekitar 350 suku dengan keanekaragaman agama, kepercayaan dan adat
istiadat. Dalam acara keagamaan atau adat banyak digunakan keanekaragaman
hayati. Misalnya, Sapi dan kambing digunakan umat Islam setiap hari raya
Qurban, pohon cemara digunakan umat kristen ketika natal, bambu kuning dan
beringin dipercaya sebagai pengusir roh jahat oleh suku jawa, upacara ngaben di
Bali menggunakan 39 spesies tumbuhan yang tergolong sebagai penghasil minyak
atsiri dan bau harum seperti kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih dan
cendana.
Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
gen, spesies dan ekosistem di Indonesia dan dunia mengalami pengurangan hingga
ke tingkat kepunahan. Kepunahan spesies diperkirakan rata-rata mencapai ratusan
ribu spesies setiap tahun. Berkurangnya keanekaragaman hayatimenunjukkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan kapasitas alam. Penyebabnya
yakni;
Fragmentasi dan Hilangnya habitat
Pada ekosistem air tawar
pembuatan bendungan merusak sebagian besar habitat sungai. pada ekosistem laut, pembangunan daerah pinggir
pantai telah menghilangkan komunitas terumbu karang. Hutan tropis, penyebab utama kehilangan hutan
karena pembukaan ladang maupun penebangan hutan untuk pembuatan tisu, kertas,
pensil maupun bahan bangunan.
Introduksi Spesies
Introduksi
spesies adalah suatu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang
telah memiliki spesies lokal. Contohnya: penggunaan padi unggul yang
telah menyebabkan punahnya padi tradisional.
Eksploitasi Berlebih pada Spesies
Hewan dan Tumbuhan
Sejumlah
sumber daya hutan, perikanan dan kehidupan liar dieksploitasi habis-habisan
bahkan sampai ke titik kepunahan karena kebutuhan pangan dan ketamakan manusia.
Contoh: badak jawa, badak sumatera yang terus diburu hingga
ke titik kepunahan.
Pencemaran Tanah, Air dan Udara
Contohnya: mikroorganisme telah banyak mati akibat pencemaran
dari limbah logam berat perindustrian dan pertanian.
Perubahan Iklim Global
Evek
samping pencemaran udara adalah efek rumah kaca, yang pada akhirnya es di kutub mencair sehingga permukaan air laut terus naik sehingga fauna di dalamnya akan tenggelam
Konservasi (Upaya Pelestarian) Keanekaragaman Hayati
Undang-undang No. 23 tahun 1997
tentang pengelolaan lingkup hidup. Azas yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan
hidup adalah azas tanggung jawab, berkelanjutan dan bermanfaat.
Pembentukan kawasan konservasi
yang terdiri dari 180 cagar alam, 72 suaka margasatwa, 70 taman wisata, 13
taman buru, 17 taman nasional, 3 taman hutan raya, serta 13 taman laut.
Pelestarian keanekaragaman secara in situ dan ex situ. In situ adalah upaya pelestarian langsung di alam. Contohnya : cagar alam
Kerinci Seblat dan Gunung Leuser di Sumatera, cagar alam Pulau Komodo di
Nusatenggara Timur. Ex situ adalah upaya upaya pelestarian dengan cara penangkaran yang
dilakukan bukan di habitat asli suatu makhluk hidup. Contoh: penagkaran
hewan langka/ memiliki nilai ekonomis tinggi seperti badak, jalak bali, rusa
timur. Tempat pencagarannya misalnya: kebun raya, kebun binatang dan taman
safari. Pelestarian plasma nutfah juga dilakukan secara in situ dan ex situ. Pemuliaan tersebut saat ini ditujukan pada tanaman budidaya
seperti padi, anggrek.
Untuk melihat contoh soal tentang materi ini silahkan klik di sini
Untuk melihat contoh soal tentang materi ini silahkan klik di sini
Part 3 nya kok belum ada bu?
ReplyDeleteEalah๐
DeleteIni yang part 3 ๐
ReplyDeleteIni masih ada lanjutannya bu?
ReplyDeleteEvek rumah kaca bikin gerah
ReplyDelete